Home / EKONOMI / INTERNASIONAL

Sabtu, 18 November 2023 - 20:12 WIB

Gerakan Boikot Produk Israel Berhasil, Kerugian Sangat Fantastis

JAKARTA – Gerakan boikot terhadap produk dari dan pendukung Israel gencar di seluruh dunia. Ini seiring dengan serangan Israel yang semakin bertubi-tubi di tanah Palestina.

Akibatnya, sejumlah perusahaan yang menjadi sasaran boikot mulai ketar-ketir. Mereka memberikan klarifikasi karena gerakan boikot dilaporkan sudah berdampak pada berkurangnya jumlah pelanggan.

Belum ada laporan nilai kerugian terbaru yang diderita Israel, namun laporan Al Jazeera pada 2018 lalu mengungkap bahwa gerakan boikot berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$11,5 miliar atau sekitar Rp180,48 triliun (asumsi kurs Rp15.694/US$) per tahun bagi Israel.

Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini. Dalam beberapa waktu terakhir, misi prioritas diplomatik Israel adalah penanggulangan gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Baca Juga  Kampung Panca Mulia, Adakan Kegiatan Rembuk Stunting

Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah bertindak untuk melarang kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot. Sebab, ribuan orang di Israel disebut berpotensi kehilangan pekerjaan jika negara mereka diboikot secara penuh oleh internasional.

Dampak boikot terhadap perekonomian Israel

Melansir dari The Jerusalem Post, Israel membantah bahwa gerakan boikot dapat merugikan mereka. Justru, mereka menyebutkan jika hal itu hanya akan “menambah penderitaan rakyat Palestina, bukan menguranginya.”

Organisasi non-profit berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), Brookings Institution, menyatakan bahwa gerakan BDS tidak akan secara drastis mempengaruhi perekonomian Israel. Sebab, sekitar 40 persen ekspor Israel adalah barang “intermediet” atau produk tersembunyi yang digunakan dalam proses produksi barang di tempat lain, seperti semikonduktor.

Baca Juga  Tim SAR gabungan temukan korban tenggelam di Sungai kalimring Wonokerto

Selain itu, sekitar 50 persen dari ekspor Israel adalah barang “diferensiasi” atau barang yang tidak dapat digantikan, seperti chip komputer khusus.

Namun, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa ekspor barang-barang “intermediet” mengalami penurunan tajam dari 2014 hingga 2016 sehingga menimbulkan kerugian sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp94,16 triliun. (*) 

Share :

Baca Juga

BISNIS

Menikmati Sunset Pantai Jukung Krui Pesisir Barat

EKONOMI

Penilaian Lomba Administrasi PKK, Posyandu dan K3W, lebih kepada pembinaan kepada PKK Kecamatan dan Tiyuh

BISNIS

Kolaborasi BRI Research Institute & Inggris Berdayakan UMKM

INTERNASIONAL

Makin Menggila! Iran Turun Tangan Beri Sinyal Lawan Israel

INTERNASIONAL

Geng Arab Ogah Embargo Minyak Ke Israel, Berikut Kata Raja Salman

INTERNASIONAL

Bukan AS atau Rusia Negara yang di Takuti Israel, Berikut Negara yang di Takuti Israel

INTERNASIONAL

Mengadu Nasib Warga RI, Ramai-Ramai Pindah Kerja Ke Negeri Sakura

BIROKRASI

Jokowi Ucapkan Selamat kepada PM Baru Singapura Lawrence Wong