TUBABA – Penjabat (Pj) Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba) Drs. M. Firsada, M.Si menghadiri dialog program Mix Corporate Farming, di Tiyuh Karta, Kecamatan Tulangbawang Udik. Sabtu (6/1/2024).
Dialog Program Mix Corporate Farming (sistem pertanian berkorporasi) ini menghadirkan Ketua Badan Pangan Nasional (BAPANAS) Aris Prasetyo Adi dan Ketua Umum Gerakan Satmakura Lampung Mochtar Sani, yang akan merealisasikan Program sistem pertanian berkorporasi di Tubaba sebagai bukti komitmen pemerintah pusat dalam mendukung upaya pengembangan sektor pertanian di daerah.
Dalam sambutannya, Pj Bupati M. Firsada mengatakan yang diantaranya, dengan luas lahan sawah irigasi 19.000 hektar lebih, sawah tadah hujan 354 hektar, sebagian besar penduduk di Tubaba adalah petani dan pekebun.
“Untuk lahan perkebunan mencapai 55.000 hektar lebih, atau hampir 3 kali lipat luas pertanian.” ujar M. Firsada.
M. Firsada juga mengilustrasikan, di Kecamatan Tumijajar dalam sekali panen bisa mencapai 7 ton/hektar. Sedangkan target produksi padi /tahun sekitar 80.000 ton, namun hanya terealisasi dikisaran 78.000 ton.
Pada bagian lain sambutannya, M. Firsada mengajak para peserta dialog untuk memanfaatkan dialog tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan produksi pangan di Tubaba.
“Hari ini mari kita manfaatkan kunjungan Kepala Bapanas, untuk meningkatkan produksi pertanian kita, apalagi ada dukungan dari koperasi Satmakura.” ajak M. Firsada.
Sementara ditempat yang sama, Ketua Bapanas RI Aris Prasetyo Adi menyatakan,
apapun kondisinya Bapanas harus menjamin memiliki stok pangan strategis, seperti beras, jagung, kedelai, daging ruminansia (daging sapi dan kerbau yang berasal dari ternak: red) unggas, ayam pedaging dan petelur serta gula konsumsi.
“Kita harus memastikan punya cadangan pangan strategis, daging ruminansia, sapi dan ternak lainnya, ayam, telur dan gula konsumsi itu semua harus ada, sehingga perumusan kalkulasi, mulai dari berapa produksi akhir tahun, kemudian proyeksi produksinya.” terang Aris Prasetyo Adi.
Menurut Aris Prasetyo Adi, kebutuhan pangan strategis secara nasional perbulan ada diangka 2,55 juta ton, namun jika Januari produksi di bawah 1 juta ton dan bulan Februari juga tidak lebih dari 1,3 juta ton, artinya kita mengalami defisit 2,8 juta ton.
“Jadi stok itu memang harus dipersiapkan, sampai beberapa bulan ke depan” ujarnya.
Namun demikian Prasetyo Adi menegaskan, tugas Bapanas bukan di bidang produksi, namun lebih ke mengelola pasca panen hingga ke hilir, seperti bantuan pangan untuk daerah yang produksinya minim serta stabilisasi pasokan dan harga.
smeentara itu, Ketua Umum Gerakan Satmakura Lampung Mochtar Sani mengatakan, Gerakan Satmakura melalui Koperasi Satmakura Mitra Usaha akan membangun koordirasi lintas sektoral dengan semua pihak terkait dan melaksanakan kegiatan Mix Corporate Farming dalam bentuk yang integrated, terpadu, searah dan seimbang dan terkordinasi.
“Hal ini sangat dibutuhkan guna meningkatkan kapasitas, kualitas dan kontinuitas hasil produksi petani binaan koperasi Satmakura Mitra Usaha yang saat ini telah mengelola lahan 2000 hektar. Untuk mengoptimalkan program Mix Corporate Farming di Tubaba, saat ini telah tersedia lahan 12.000 hektar.” rincinya.
Menurutnya, program Mix Corporate Farming akan dilaksanakan dalam bentuk koorporasi melalui Kelompok Usaha Bersama agar mendapatkan luasan lahan yang cukup. Sehingga mekanisasi, teknologi, sistem manajemen dapat diterapkan, guna mengubah pola pertanian konvensional secara bertahap menjadi modernisasi. (ilham)